Jumat, 02 Desember 2011

Nabi Musa


Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan
bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah
perjanjian yang dijanjikan Allah kepada
Abraham, yaitu tanah Kanaan.

Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-
benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk
membebaskan bangsa Israel, seperti misalnya hampir dibunuh ketika bayi,
dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai pengembala
di Midian selama 40 tahun . Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk
karakternya, sampai akhirnya Tuhan menemuinya sendiri dalam peristiwa
semak belukar yang terbakar namun tidak dapat habis terbakar.

Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel,
kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat
yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel
dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.
Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah
tersebut, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan
oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya
mengantarkan orang Israel sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang
sungai tersebut terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa
akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua, yang pada akhirnya
berhasil memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan.
Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut:
Musa dilahirkan setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun
Musa berasal dari suku Lewi

Etimologi

Menurut Kitab Kejadian, nama Musa berarti "diangkat dari air". Beberapa ahli
kitab masih mempercayai bahwa "air" di Alkitab seringkali merupakan metafora
yang menunjuk kepada bangsa kafir,setan(sebuah pemahaman yang
dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun), dan
keduniawian. 


Maka itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan
keselamatan dari setan oleh Tuhan(?) selama Tuhan menuntun mereka ke
tanah perjanjian. Musa juga memimpin bangsa Israel melewati Laut Merah,
yang mana itu juga menunjukkan penyelamatan dari air.

Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan Mesir
Beberapa ahli kitab Yahudi
mempercayai bahwa nama Musa yang
sesungguhnya adalah versi bahasa Mesir dari "diangkat (dari air)", dan
kemudian itu diserap ke dalam bahasa Yahudi, entah melalui tulisan
dalam Alkitab, atau oleh Musa sendiri kemudian.
Banyak ahli kitab modern mempercayai bahwa putri Firaun
mungkin memberikan namanya dari bahasa Mesir "Mose"/"Mese", yang
artinya "anak" atau "keturunan" atau "pemberian"; contohnya:
"Thutmose" berarti "anak dari Thoth ", dan Rameses berarti "anak yang
diberi oleh Ra".
Banyak ahli kitab yang mempercayai bahwa Musa sesungguhnya

memiliki nama lengkap dalam bahasa Mesir, dengan nama utama
"Mose"/"Mese" dan digabung dengan nama dewa Mesir (mirip seperti
Rameses), tapi nama dewa itu kemudian ditanggalkan, entah pada saat
dia menggabungkan diri ke dalam budaya Israel, atau oleh penulis-
penulis selanjutnya, yang merasa terganggu dengan fakta bahwa Nabi
mereka memiliki nama Mesir yang sedemikian.
Dalam bahasa Mesir kuno, kata "Mo" itu berarti "Air, sementara kata
"Sa" berarti "Anak". Nama lengkapnya "Mosa" berarti "anak dari air",
seperti fakta bahwa dia ditemukan dalam keranjang di atas air. 

Lain-lain
Dari antara orang-orang Aram dan Neo-Hitit, penduduk di Sam'al Utara,
Yaudi, menyebutkan bahwa ada jejak-jejak kebudayaan nenek moyang
pahlawan Moschos, menunjuk kepada pahlawan Yunani Mopsus(yang mana
namanya berarti "anak sapi" yang memiliki beberapa kesamaan dengan Musa
kesamaan-kesamaan ini hanya tetang berada di lokasi yang sama dan
memiliki nama yang sama.

Latar Belakang
Sebelum terjadinya perbudakan Israel, bangsa Israel hidup senang di tanah
Mesir, selama bangsa Mesir berada di bawah pemerintahan Yusuf, yang
adalah orang Israel. Yusuf merupakan orang Israel yang dijual ke tanah Mesir
oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun oleh karena pertolongan
Tuhan, Yusuf dapat melalui itu semua dan pada akhirnya menjadi penguasa
tingkat dua mesir, setingkat langsung di bawah firaun yang waktu itu
berkuasa. Firaun memberikan kuasa dan kepercayaan penuh kepada Yusuf
untuk melakukan apapun yang dianggap Yusuf baik bagi Mesir, dan kemudian
Yusuf memboyong keluarganya pindah ke tanah Mesir, karena di Kanaan
tempat keluarganya dahulu berdiam terjadi kelaparan hebat. Itulah penyebab
awal mula bangsa Israel dapat tinggal di Mesir. Musa adalah anak Amram dan
Yokhebed, saudara dari ayah Amram yaitu Kehat, yang adalah kaum suku
Lewi. Musa memiliki dua orang saudara, yaitu Miriam dan Harun. Musa
dilahirkan di dalam pemerintahan Firaun. Setelah beberapa waktu, Yusuf pun
meninggal. Dan berkuasalah seorang Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Firaun
ini khawatir dan cemas akan perkembangan jumlah bangsa Israel yang begitu
besar jumlahnya, bahkan sudah melebihi jumlah dari bangsa Mesir sendiri.
Firaun khawatir bangsa Israel suatu saat akan membelot dan bersekutu
dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir sedang menghadapi peperangan.
Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk Israel:

1.menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel
dengan paksa.
2.menyuruh bidan-bidan yang membantu bangsa Israel bersalin untuk
membunuh setiap bayi yang dilahirkan begitu keluar dari kandungan,
apabila bayi tersebut laki-laki.
3.menyuruh pengawalnya membunuh melemparkan semua bayi laki-laki
yang ditemui ke sungai Nil.

Namun segala hal tersebut ternyata tidak dapat menekan angka pertumbuhan
penduduk Israel, bahkan semakin bertambah banyak.
Pada saat itu, Yokhebed, ibu Musa, melahirkan Musa, dan kelahiran itu
dirahasiakan. Namun sesudah tiga bulan, Yokhebed tidak mampu
merahasiakannya lagi. Oleh karena itu, Yokhebed mengambil sebuah
keranjang pandan. Musa diletakkan di dalam keranjang tersebut, dan
kemudian keranjang itu dihanyutkan di sungai Nil. Sementara itu kakak
perempuannya, Miriam, mengamati dari jauh tentang apa yang akan terjadi
dengan keranjang itu.
Kemudian datanglah puteri Firaun, bersama dayang-dayangnya untuk mandi di
sungai Nil. Ketika ia melihat keranjang tersebut, dia menyuruh dayangnya
untuk mengambilnya. Ketika dibuka, nampaklah bayi tersebut, dan puteri
Firaun tersebut merasa kasihan. Demikianlah puteri Firaun memutuskan untuk
mengadopsi bayi tersebut sebagai anaknya, karena ia sendiri tidak memiliki
anak.

Kelahiran
Kitab Keluaran
1:8. Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang
tidak mengenal Yusuf.
1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa
Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya
mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan
bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri
ini." 
1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk
menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun
kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
1:12 Tetapi makin ditindas,makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa
takut kepada orang Israel itu. 
1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 
1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan
orang Mesir kepada mereka itu.
1:15. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong
perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua,
katanya: 
1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin,
kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu
harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." 
1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang
dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka:
"Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" 
1:19Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama
dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang,
mereka telah bersalin." 
1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu;
bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah
segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi
segala anak perempuan biarkanlah hidup."
2:1. Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 
2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 
2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu
diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter,
diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah
teberau di tepi sungai Nil; 
2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang
agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
2:5. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-
dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang
di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk
mengambilnya. 
2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 
2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

Masa Dewasa
Setelah berumur 40 tahun, Musa melarikan diri dari Mesir karena ia
membunuh seorang Mesir. Ia sampai ke Midian dan menjadi penggembala
domba selama 40 tahun lamanya. Ia menikahi putri imam Zadok dan
mempunyai dua orang anak. Kemudian Musa diutus oleh Allah yang berbicara
kepada Musa melalui semak yang menyala-nyala namun tidak terbakar. Allah
mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa
pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan
ditemani Harun, kakaknya.
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan
oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah
menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati
oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya 'Pesakh' atau pelepasan (Paskah zaman
Perjanjian Lama menurut orang Kristen).
Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang
berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari
Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel.
Musa kemudian membelah Laut Mati sehingga rakyat Israel yang hampir
terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para
pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan,
bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan
menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.
Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima
peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh
bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan
banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan
manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel
selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah
40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah
Kanaan, namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan
meninggal. J asadnya diangkat oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya.
Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua, seorang jenderal yang
takut akan Tuhan.

Pelayanan
Selama tugasnya tersebut, Musa melakukan berbagai pelayanan, antara lain:
Penulis
Musa merupakan penulis 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama dari Alkitab.
Kitab-kitab tersebut adalah Kejadian , Keluaran, Imamat,Bilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat , karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa
untuk bangsa Israel.
Hakim
Musa mengatur kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel. Namun semakin
lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani
permasalahan seluruh bangsa Israel yang mengantri untuk diselesaikan
permasalahannya dari pagi hingga malam hari. Atas saran Yitro mertuanya,
Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani
perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-
masalah yang cukup besar saja.
Pembuat Tabut Perjanjian
Musa, atas perintah Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di
mana di dalam tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi 10 perintah Allah. Dalam pembuatan itu, Musa dibantu oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaumYehuda, dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku
Dan. Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.

Peran
Di dalam Alkitab,
Musa
merupakan seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir
dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan .Di dalam Agama Kristen, Musa sangat berperan dalam menuliskan perintah-perintah Tuhan secara tertulis, seperti 5 kitab Taurat, yaitu
Kejadian,Keluaran,Imamat,Bilangan,Ulangan. Musa juga dikenal sebagai orang yang
mendapatkan10 perintah Allah, langsung dari Allah.
Musa juga berperan untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman
orang Israel dianggap sebagai Pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk
menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan pada zaman itu pun Musa dapat
bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai disebutkan berbicara berhadap-
hadapan muka dengan Allah seperti sepasang sahabat.
Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang
penuh belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak
kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah "menawarkan"
kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas
seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa seorang, suatu
keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa belajar untuk tidak
mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel di hadapan
Tuhan.
Namun Musa juga mampu marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh
marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun,
kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara
Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan
untuk bangsa Israel

Pandangan Islam??
Musa mendapat julukan
Kalim Allah(,Kalimullah) yang artinya orang
yang diajak bicara oleh Allah. Bahkan tidak jarang dia berdialog dengan Allah,
dialog antara seorang hamba yang sangat dekat dengan Sang Kekasih Yang
Maha Pengasih


Genealogi
Ya’qub Musa bin Imran bin Fahis bin 'Azir bin Lawi bin Ishaq bin Ibrahim
bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Syu’aib Arfahsad bin Syam bin Nuh. Kemudian Musa menikah dengan puteri yaitu Shafura (Shafrawa/Safora/Zepoporah)
dan memiliki keturunan berjumlah 4 orang, mereka adalah Alozar, Fakhkakh, Mitha, Yasin, Ilyas.

Wujud fisik
Dikatakan dalam kisah Muhammad di perjalanannya menuju
Sidrat al-Muntaha, ketika ia sampai di Langit Al-Khaliishah(Keenam), bahwa
Muhammad melihat Musa memiliki postur tinggi dan kekar, berambut lebat,
memiliki jenggot putih panjang menutupi dadanya, rambutnya hampir
menutupi badannya dan sembari memegang tongkat.

Biografi
Kelahiran
Musa diutus Allah untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Ia
merupakan anak Imran dan Yukabad binti Qahat, dan bersaudara dengan
Harun, dilahirkan di Mesir pada pemerintahan Maneftah yang memiliki julukan Ramses Akbar atau "Thutmosis".

Mimpi Firaun
Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap
bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh
oleh paranormal kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir
terbakar dan penduduknya mati, kecuali kaum Israel, sedangkan
paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir'aun akan jatuh ke tangan seorang
laki-laki dari bangsa Israel . Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah
digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh.
Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki (Musa), dan kelahiran itu
dirahsiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa
dihanyutkan ke Sungai Nil
ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh Asiyah
istri Firaun, yang sedang mandi dan kemudian membawanya ke
istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin
membunuh Musa. Istrinyapun berkata: “Jangan membunuh anak ini karena aku
menyayanginya. Lebih baik kita mengasuhnya seperti anak kita sendiri karena
aku tidak mempunyai anak.” Dengan kata-kata dari istrinya tersebut, Firaun
tidak sampai hati untuk membunuh Musa.
Musa bertemu ibunya
Kemudian istri Firaun mencari pengasuh, tapi tidak seorang pun yang dapat
menyusui Musa dengan baik, dia menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu,
ibunya sendiri mengajukan diri untuk mengasuh dan membesarkannya di
istana
Firaun. Diceritakan dalam Al-Quran: “Maka Kami kembalikan Musa
kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia
mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya.”
Pada suatu hari, Firaun memangku Musa yang masih kanak-kanak, tetapi tiba-
tiba janggutnya ditarik Musa hingga dia kesakitan, lalu berkata: “Wahai
istriku, mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku.” Istrinya
berkata: “Sabarlah, dia masih anak-anak, belum berakal dan belum
mengetahui apa pun.” Sejak berusia tiga bulan hingga dewasa Musa tinggal di
istana itu sehingga orang memanggilnya Musa bin Firaun. Nama Musa sendiri
diberi keluarga Firaun. “Mu” berarti air dan “sa” adalah tempat penemuannya
di tepi sungai Nil.

Masa Kenabian
Musa menghadapi Firaun
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Mukjizat Musa
Kisah permasalahan di antara mukjizat Nabi Musa dengan sihir dari tukang
sihir firaun dikata bermula disebab satu peristiwa di mana pada satu ketika
semasa Musa mengambil meninjau di sekitar kota dan kemudian beliau melihat
dua laki-laki sedang berkelahi, masing-masing di kalangan Bani Israel bernama
Samiri dan bangsa Mesir, Fatun. Melihatkan kegaduhan itu Musa mau
mententeramkan mereka, tetapi ditepis Fatun. Tanpa berlengah Musa lalu
mengayunkan satu batu ke atas Fatun, lalu tersungkur dan meninggal dunia.
Ketika laki-laki itu meninggal dunia karena tindakannya, Musa memohon ampun
kepada Allah seperti dinyatakan dalam al-Quran: “Musa berdoa: Wahai
Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiayai diriku sendiri karena itu
ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pernikahan Musa dengan Shafura binti Syu'aib
Tetapi, tidak lama kemudian orang banyak mengetahui kematian Fatun
disebabkan Musa dan berita itu turut disampaikan kepada pemimpin kanan
Firaun. Akhirnya mereka akan menangkap Musa. Disebabkan terdesak, Musa
mengambil keputusan keluar dari Mesir. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan,
tetapi selepas lapan hari, beliau sampai di kota Madyan, iaitu kota Nabi
Syu'aib di timur Semenanjung Sinai dan Teluk Aqabah di selatan Palestina.Syu’aib
Musa tinggal di rumah Nabi beberapa lama sehingga menikah dengan anak gadisnya bernama Shafura. Selepas menjalani kehidupan suami istri di Madyan , Musa meminta izin Syu’aib untuk pulang ke Mesir. Dalam perjalanan itu, akhirnya Musa dan isterinya tiba di Bukit Sinai . Dari jauh, beliau terlihat api, lalu terfikir ingin mendapatkannya untuk dijadikan obor penerang jalan. Musa meninggalkan istrinya sebentar untuk mendapatkan api itu. Apabila sampai di tempat api menyala itu, beliau menemukan api menyala pada
sebatang pohon , tetapi tidak membakar pohon berkenaan. Ini membingungkannya dan ketika itu beliau terdengar suara wahyu dari pada Tuhan.
Selepas itu Allah berfirman kepadanya, bermaksud: “....Wahai Musa
sesungguhnya Aku Allah, yaitu Tuhan semesta alam.”
Firman-Nya lagi, bermaksud: “Dan lemparkan tongkatmu, apabila tongkat itu menjadi ular Musa melihatnya bergerak seperti seekor ular, dia berundur tanpa menoleh. Wahai Musa datanglah kepada-Ku, janganlah kamu takut, sungguh kamu termasuk orang yang aman.”
Selepas itu Allah berfirman lagi kepada Musa, maksudnya: “Masukkan
tanganmu ke leher bajumu, pasti keluar putih bersinar dan dekapkan kedua
tanganmu ke dada kerana ketakutan....” Tongkat menjadi ular dan tangan
putih berseri-seri itu adalah dua mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Musa.

Kembali ke Mesir
Ketika beliau dalam perjalanan pulang dari Madyan ke Mesir, bagi menghadapi Firaun dan pengikutnya yang fasik. Firaun cukup marah mengetahui kepulangan Musa yang mau membawa ajaran lain daripada yang diamalkan selama ini sehingga memanggil semua ahli sihir untuk mengalahkan dua
mukjizat berkenaan. Ahli sihir Firaun masing-masing mengeluarkan keajaiban,
ada antara mereka melempar tali lalu menjadi ular. Namun, semua ular yang
dibawa ahli sihir itu ditelan ular besar yang berasal daripada tongkat Musa.
Firman Allah bermaksud: “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu,
pasti ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka
buat itu hanya tipu daya tukang sihir dan tidak akan menang tukang sihir itu
dari mana saja ia datang.”
Semua keajaiban ahli sihir itu dihancurkan Musa menggunakan dua mukjizat
berkenaan, menyebabkan sebagian dari kalangan pengikut Firaun, termasuk
istrinya mengikuti ajaran yang dibawa Musa. Melihatkan ahli sihir dan
sebagian pengikutnya beriman dengan ajaran Nabi Musa, Firaun marah, lalu
menghukum golongan berkenaan. Manakala istrinya sendiri disiksa hingga
meninggal dunia.
Nabi Musa bersama orang beriman terpaksa melarikan diri sehingga mereka sampai di Laut Merah . Namun, Firaun dan tentaranya yang sudah mengamuk mengejar mereka dari belakang, tetapi semua mereka mati tenggelam di dasar Laut Merah.
Al-Quran menceritakan: “Dan ingatlah ketika Kami belah laut untukmu, lalu
Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikutnya sedang
kamu sendiri menyaksikan.”

Musa bermunajat di Bukit Sina
Selepas keluar dari Mesir, Nabi Musa bersama sebahagian pengikutnya dari
kalangan Bani Israel menuju ke Bukit Sina untuk mendapatkan kitab panduan
daripada Allah. Namun, sebelum itu Musa disyaratkan berpuasa selama 30
hari pada Zulkaedah. Ketika mahu bermunajat, beliau beranggapan bau
mulutnya kurang menyenangkan. Ia menggosok gigi dan mengunyah daun kayu,
lalu perbuatannya ditegur malaikat dan beliau diwajibkan berpuasa 10 hari
lagi. Dengan itu puasa Musa genap 40 hari.
Sewaktu bermunajat, Musa berkata: “Ya Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu
kepadaku supaya aku dapat melihatMu.” Allah berfirman: “Engkau tidak akan
sanggup melihatKu, tetapi coba lihat bukit itu. Jika ia tetap berdiri tegak di
tempatnya seperti sediakala, maka niscaya engkau dapat melihatku.” Musa
terus memandang ke arah bukit yang dimaksudkan itu dan dengan tiba-tiba
bukit itu hancur hingga masuk ke perut bumi, tanpa meninggalkan
bekasnya.Musa terperanjat dan gementar seluruh tubuh lalu pingsan.

10 Perintah Tuhan
Ketika sadar, Musa terus bertasbih dan memuji Allah, sambil berkata: “Maha
besarlah Engkau ya Tuhan, ampuni aku dan terimalah taubatku dan aku akan
menjadi orang pertama beriman kepadaMu.” Sewaktu bermunajat, Allah
menurunkan kepadanya kitab Taurat. Menurut ahli tafsir, ketika kitab itu berbentuk kepingan batu ataukayu, namun padanya terperinci segala panduan ke jalan diridhai Allah. Kesepuluh Perintah Tuhan itu mengandung sejumlah pernyataan-penyataan wajib yang secara total lebih dari 10. Tetapi, Kitab Suci sendiri menunjukkan perhitungan "10", menggunakan frase 'aserethad'varim diartikan sebagai 10 kata, pernyataan, atau benda. Agama-
agama yang bermacam-macam mengelompokkan pernyataan-penyataan wajib tersebut sehingga menjadi 10 bagian.
Berikut isi sepuluh perintah tersebut:
1. Akulah Tuhan, Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung (sembahan) yang menyerupai apapun. 
3. Jangan menyebut nama Tuhan: Allahmu, dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. 
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu. 
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri. 
9.Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu (Janganlah mengingini istri, atau hamba laki-lakinya, atau hamba perempuannya, atau lembunya, atau keledainya, atau hartanya, atau apapun yang dipunyai sesamamu)

Samiri dan berhalanya
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Samiri
Sebelum Musa pergi ke bukit itu, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan
meninggalkan mereka lebih 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari,
karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa.
Bani Israel kecewa dengan kelewatan Musa kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuatkan mereka
seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berfikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama Samiri mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan syirik . Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga,Samiri membuat sapi betina dari emas . Dia memasukkan segumpal tanah,bekas dilalui tapak kaki kuda Jibril ketika mengetuai Musa dan pengikutnya
menyeberangi Laut Merah. Patung itu dijadikan Samiri bersuara.(Menurut cerita, ketika Musa dengan kudanya mau menyeberangi Laut Merah bersama kaumnya, Jibril ada di depan terlebih dulu dengan menaiki kuda betina, kemudian diikuti kuda jantan yang dinaiki Musa dan pengikutnya. Kemudian
Samiri menyeru kepada orang ramai: “Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa
sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu.
Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang diperbuatkan daripada emas ini.
Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah.”
Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.
Firman Allah: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan
bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan
kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu
bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu,
kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”
Musa bertanya Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran: “Berkata Musa;
apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku
mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil
segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak
sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”
Kemudian Musa berkata: “Pergilah kamu dan pengikutmu daripadaku, patung
anak sapi itu akan aku bakar dan lemparkannya ke laut, sesungguhnya engkau
akan mendapat siksa.”

Keinginan Bani Israel melihat Tuhan
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Bani Israel
Umat Nabi Musa bersifat keras kepala, hati mereka tertutup oleh kekufuran,
malah gemar melakukan perkara terlarang, sehingga sanggup menyatakan
keinginan melihat Allah, baru mau beriman. Firman Allah: “Dan ingatlah ketika
kamu berkata: Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedangkan
kamu menyaksikannya. Selepas itu Kami bangkitkan kamu selepas mati, supaya kamu bersyukur.”

Sifat asli Bani Israil
Allah memberikan banyak nikmat kepada Bani
Israel, antaranya dibebaskan daripada kezaliman Firaun, menjalani kehidupan di kawasan subur, mempunyai Taurat dan rasul di kalangan mereka, tetapi mereka tidak bersyukur, malah memberikan banyak alasan. Mereka juga membelakangi wahyu Allah kepada Musa supaya berpindah ke Palestina. Alasan diberikan karena mereka takut menghadapi suku Kan’an . Telatah Bani Israel yang pengecut itu menyedihkan
hati Musa, lalu beliau berdoa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku Harun, maka pisahkanlah kami dari orang fasik yang mengingkari nikmat dan kurnia-Mu.”
Hukuman Bani Israel yang menolak perintah itu ialah Allah mengharamkan mereka memasuki Palestina
selama 40 tahun dan selama itu mereka berkeliaran di atas muka bumi tanpa tempat tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sehingga semuanya musnah. Palestina kemudian dihuni oleh generasi baru.
Bani Israel juga menghina rasul mereka, yang dapat dilihat melalui kisah sapi seperti dalam surah al-Baqarah: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina. Mereka berkata; apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan...”

Pertemuan Musa dengan orang saleh
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Khidir
Ditengah-tengah khutbahnya Musa dihadapan Bani Isroil, ada salah seorang
yang bertanya kepada Musa, dengan pertanyaannya, apakah ada manusia yang
paling pandai saat ini. Musa hanya menjawab dialah orang yang pandai dimuka
bumi ini. Dengan pernyataan Musa inilah Allah Maha Mendengar siapa yang
berkata baik dengan diucapkan maupun tidak. Allah langsung menegur Musa
dengan firmanNya," Wahai Musa, Aku mempunyai hamba yang lebih pandai
dari kamu" Setelah Musa mendapat teguran Allah, dia sangat terkejut dan
dengan tunduk berkata," Dimanakah kami dapat bertemu hambaMu yang lebih
pandai dari aku". Kemudian Allah menjawab," Hamba-Ku bisa ditemui disuatu
tempat yang disebut
Majma Al Bahrain
". Dari sinilah awal pencarian Musa untuk bertemu hamba Allah yang lebih pandai darinya yang kita kenal dengan Nabi Khidir. Musa meninggal dunia ketika berusia 120 tahun, tetapi ada pendapat’, tempat diperintahkan Allah menyatakan usianya 150 tahun di Bukit Nabu untuk melihat tempat suci yang dijanjikan, yaitu Palestina, tetapi beliau tidak sempat memasukinya.

Kisah sepupu Musa
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Qarun
Dalam Al Qur'an surat Al-Qasas: 76-82, disebutkan bahwa ada salah seorang
pengikut yang masih sanak famili Musa yang sangat kaya, bernama Qarun.
Meskipun sangat kaya, namun ia tidak mau menyedekahkan hartanya bagi
fakir miskin. Nasihat-nasihat Musa tidak dipedulikannya, bahkan ia serng
mengejek dan memfitnah Musa.
Guna memberi pelajaran pada Qarun dan memberi contoh pada kaumnya,
Musa memanjatkan doa agar Allah menurunkan azabnya pada diri hartawan
itu. Allah lalu memberi azab dengan menguburkan semua harta kekayaan
beserta diri Qarun melalui bencana tanah longsor yang dahsyat. Selain di
dalam surah Al-Qasas, nama Qarun disebutkan di dalam surah Al-'Ankabut
dan surah Al-Mu’min.

0 komentar:

Posting Komentar

Eimimo

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More